Kamis, 11 November 2010

Mobilisasi & Ambulasi

.
Mobilisasi


Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, teratur untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat menuju kemandirian
Mobilisasi :
1. Aktif
Yaitu latihan pada tulang dan sendi yang dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan perawata atau keluarga
2. Pasif
Mobilisasi pasif adalah latihan yang diberikan pada klien yang mengalami kelemahan otot lengan maupun otot kaki berupa latihan pada tulang dan sendi dimana klien tidak dapat melakukannya sendiri, sehingga klien memerlukan bantuan perawat atau keluarga. Mobilisasi Pasif ini sebaiknya dilakukan sejak hari pertama klien tidak diperkenankan meninggalkan tempat tidur atau klien yang jarang bergerak sehingga terjadi kekakuan pada otot, maka dalam hal ini dilakukan mobilisasi pasif


B. Manfaat Mobilisasi
Memelihara fleksibilitas dari tulang dan sendi
Menjaga agar tidak terjadi kerapuhan tulang
Meningkatkan kekuatan otot




C. Hal – Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Mobilisasi
Perhatikan keadaan umum penderita, apakah merasa kelelahan, pusing atau kecapaian
Pastikan cincin dan perhiasan dilepas untuk menghindari terjadinya pembengkakan dan luka
Pastikan pakaian dalam keadaan longgar
Jangan lakukan pada penderita patah tulang
Jangan lakukan latihan fisik segera setelah penderita makan
Gunakan gerakan badan yang benar untuk menghindari ketegangan atau luka pada penderita
Gunakan kekuatan dengan pegangan yang nyaman ketika melakukan latihan
Gerakan bagian tubuh dengan lancar, pelan dan berirama
Hindari gerakan yang terlalu sulit
Jika kejang pada saat latihan, hentikan
Jika terjadi kekakuan tekan pada daerah yang kaku, teruskan latihan dengan perlahan


D. Gerakan – gerakan Mobilisasi
1. Pergerakan bahu
Pegang pergerakan tangan dan siku penderita, lalu angkat selebar bahu, putar ke luar dan ke dalam
Angkat tangan gerakan ke atas kepala dengan di bengkokan, lalu kembali ke posisi awal
Gerakan tangan dengan mendekatkan lengan kearah badan, hingga menjangkau tangan yang lain
2. Pergerakan siku
Buat sudut 90 0 pada siku lalu gerakan lengan keatas dan ke bawah dengan membuat gerakan setengah lingkaran
Gerakan lengan dengan menekuk siku sampai ke dekat dagu
3. Pergerakan tangan
Pegang tangan pasien seperti bersalaman, lalu putar pergelangan tangan
Gerakan tangan sambil menekuk tangan ke bawah
Gerakan tangan sambil menekuk tangan keatas


4. Pergerakan jari tangan
Putar jari tangan satu persatu
Pada ibu jari lakukan pergerakan menjauh dan mendekat dari jari telunjuk, lalu dekatkan pada jari – jari yang lain.
5. Pergerakan kaki
Pegang pergelangan kaki dan bawah lutut kaki lalu angkat sampai 30 o lalu putar
Gerakan lutut dengan menekuknya sampai 90 o
Angkat kaki lalu dekatkan kekaki yang satu kemudian gerakan menjauh
Putar kaki ke dalm dan ke luar
Lakukan penekanan pada telapak kaki keluar dan kedalam
Jari kaki di tekuk – tekuk lalu di putar
6. Pergerakan Leher
Pegang pipi pasien lalu gerakan kekiri dan kekanan
Gerakan leher menekuk kedepan dan kebelakang
Sumber : Erb, Kozier, Olivier. 1997. Fundamental Of Nursing, Consept, Process and Practice, Fourth Edition, Addison Wesley, St Louis
AMBULASI DAN MOBILISASI
Ambulasi merupakan upaya seseoranga untuk melakukan latihan jalan atau berpindah tempat. Mobilitas merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur.
Jenis-jenis Mobilisasi
1. Mobilisasi penuh
Kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi social dan menjalankan peran sehari-hari.
2. Mobilisasi sebagian
Kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang jelas sehingga tidak mampu bergerak secara bebas. Mobilitas sebagian dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Mobilitas sebagian temporer
2. Mobilitas sebagian permanen
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilitas
Mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh:
1. Gaya hidup
Dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang.
2. Proses penyakit/injury
Dapat mempengaruhi fungsi sistem tubuh.
3. Kebudayaan
Sebagai contoh,orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemamapuan mobilitas yang kuat.
4. Tingkat energi seseorang
Untuk dapat melakukan mobilitas yang baik, dibutuhkan energi yang cukup.
5. Usia dan status perkembangan
Kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembagan usia.
Tindakan yang Berhubungan dengan Ambulasi dan Mobilitas
1. Latihan ambulasi
1. Duduk ditempat di atas tempat tidur
2. Turun dan berdiri
3. Membantu berjalan
2. Membantu ambulasi dengan memindahkan pasien
Cara Pelaksanaan :
1 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
2 Atur branchard dalam posisi terkunci.
3 Bantu pasien dengan 2-3 orang.
4 Berdiri menghadap pasien.
5 Silangkan tangan pasien di depan dada.
6 Tekuk lutut anda, kemudian masukkan tangan ke bawah tubuh pasien.
7 Orang pertama meletakkan tangan di bawah leher/ bahu dan bawah pinggang, orang kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien dan orang ketiga meletakkan tangan di bawah pinggul dan kaki.
8 Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard
9 Atur posisi pasien di branchard
KEBUTUHAN ISTIRAHAT
Pengertian Istirahat
Keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan emosional dan bukan dalam keadaan tidak beraktivitas, melainkan juga berhenti sejenak.
Karekteristik Istirahat
Pada tahun 1967, Narrow mengemukakan enam karakteristik yang berhubungan dengan istirahat:
1. Merasakan bahwa segala sesuatu dapat diatasi.
2. Meras diterima.
3. Mengetahui apa yang sedang terjadi.
4. Bebas dari gangguan ketidaknyamanan.
5. Mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang memepunyai tujuan.
6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan.
KEBUTUHAN TIDUR
Kebutuhan tidur pada manusia bergantung pada tingkat perkembangan.
Pengertian Tidur
Suatu kondisi tidak sadar di mana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai.
Fisiologi Tidur
Pengaturan kegiatan tidur yang melibatkan hubungan mekanisme selebral secara bergantian agar mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk dapat tidur dan bangun.
Jenis-jenis tidur
Terdapat dua jenis tidur yaitu: jenis tidur yang disebabkan oleh menurunnya kegiatan di dalam sistem pengaktivasi retikularis dan jenis tidur yang disebabkan oleh penyaluran isyarat-isyarat abnormal dari dalam otak, jenis tidur ini disebut dengan jenis tidur poradoks atau tidur rapid eye movement (NREM)
1. Tidur gelombang lambat (slow wave sleep)/ nonrapid eye movement (NREM)
Tahap tidur jenis NREM
a. Tahap 1
Adalah tahap transisi antara bangun dan tidur.
b. Tahap 2
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun.
c. Tahap 3
Merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi, frekuensi napas, dan proses tubuh lainnya lambat. Hal ini disebabkan oleh adanya dominasi sistem saraf parasimpatis sehingga sulit untuk bangun.
d. Tahap 4
Merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan pernapasan turun, jarang bergerak, sulit dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung menurun dan tonus otot menurun.
2. Tidur paradoks/ tidur rapid eye movement (REM)
Ciri tidur REM adalah:
1 Biasanya disertai dengan mimpi aktif
2 Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak NREM.
3 Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis
4 Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur.
5 Pada otot perifer, terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur.
6 Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme meningkat.
7 Tidur ini penting
Fungsi dan Tujuan Tidur
Fungsi dan tujuan masih belum diketahui secara jelas. Meskipun demikian, tidur diduga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan. Selain itu, stres pada paru-paru, sistem kardiovaskuler, endokrin, dan lain-lainnya juga menurun aktivitasnya. Energi yang tersimpan selama tidur diarahkan untuk fungsi-fungsi seluler yang penting.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur, antara lain:
1. Penyakit
Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur, seperti penyakit yang disebabkan oleh infeksi, terutama infeksi limpa.
2. Latihan dan kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan.
3. Stress psikologis
Kondisi stres psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa. Seseorang yang memiliki masalah psikologis akan mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
4. Obat
Beberapa jenis obat yang mempengaruhi proses tidur, seperti jenis golongan obat diuretik yang dapat menyebabkan insomnia; antidepresan yang dapat menekan REM; kafein yang dapat meningkatkan saraf simpatis sehingga menyebabkan kesulitan untuk tidur; golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia; dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk.
5. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat mempercepat proses tidur. Konsumsi protein yang tinggi dapat menyebabkan individu tersebut akan mempercepat proses terjadinya tidur. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.
6. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat -nempercepat proses terjadinya tidur. Sebaliknya, lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur.
7. Motivasi
Merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, sehingga dapat mempengaruhi proses tidur.






Gangguan/Masalah Kebutuhan Tidur
1. Insomnia
Merupakan suatu keadaan yang menyebabkan individu tidak mampu mendapatkan tidur yang adekuat, baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga individu tersebut hanya tidur sebentar atau susah tidur.
2. Hipersomnia
Merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan. Pada umumnya, lebih dari sembilan jam pada malam hari.
3. Parasomnia
Merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu pola tidur. Misalnya, somnambulisme (berjalan-jalan dalam tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak, yaitu pada tahap III dan IV dari tidur NREM.
4. Enuresis
Merupakan buang air kecil yang tidak disengaja pada waktu tidur atau disebut juga dengan istilah mengompol.
5. Apnea tidur dan mendengkur
Mendengkur tidak termasuk gangguan tidur, tetapi mendengkur yang disertai dengan keadaan apnea dapat menjadi masalah, karena adanya rintangan dalam pengaliran udara di hidung dan mulut pada waktu tidur.
6. Narkolepsi
Merupakan keadaan tidur yang tidak dapat dikendalikan, seperti tidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan, atau di tengah pembicaraan.
7. Mengigau
Merupakan suatu gangguan tidur bila terjadi terlalu sering dan di luar kebiasaan menyebabkan kualitas dan kebutuhan tidur berkurang.
8. Gangguan pola tidur secara umum
Suatu keadaan ketika individu mengalami atau mempunyai resiko peubahan jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan.